Kamis, 12 November 2009

Akuntansi Perusahaan Manufaktur

Berikut ini adalah ringkasan mengenai perlakuan Akuntansi pada perusahaan manufaktur, semoga tulisan ini bermanfaat sebagai salah satu referensi bagi saudara-saudara yang sedang kuliah pada program studi Akuntansi, berikut pembahasannya :

BAB I

AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Perusahaan Manufaktur atau Pengolahan Perusahaan yang mengolah bahan mentah ( bahan baku ) menjadi barang jadi. Pembeda antara Perusahaan Manufaktur dengan Perusahaan Dagang adalah dalam hal cara memperoleh barang yang akan dijual. Pada perusahaan dagang, barang yang dijualk diperoleh dari pemasok, sedangkan pada perusahaan Manufaktur, barang yang dijual diperoleh dengan dengan cara mengolah bahan baku menjadi barang jadi ( melakukan proses produksi ).
Persediaan pada perusahaan manufaktur terdiri dari 3 ( tiga ) jenis yaitu Persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi.
LAPORAN KEUANGAN.
Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur mirip dengan keuangan Perusahaan dagang. Perbedaan utamanya terletak pada bagian AKTIVA LANCAR di Neraca dan HARGA POKOK PENJUALAN di Laporan Laba Rugi.
NERACA
Di Neraca persedian diklasifikasikan dan diurut sebagai berikut :
- Persediaan Barang Jadi.
- Persediaan Barang Dalam Proses.
- Persediaan Bahan Baku.
Semua jenis persediaan ini dilaporkan di kelompok Aktiva Lancar. Agar lebih jelas, berikut disajikan bagian aktiva lancer di Perusahaan dagang dan Manufaktur. Bagian – bagian lain dan rekening-rekeningnya tidak disajikan, karena rekening-rekening selain Persediaan adalah sama.
Perusahaan Dagang
Bagian Aktiva Lancar
Per 31 Desember 2008 ( Rp ).

Aktiva lancer :
Kas 1.000
Piutang ( bersih ) 10.000
PERSEDIAAN BR. DAGANGAN 100.000
Sewa Dibayar Dimuka 5.000

116.000
Perusahaan Manufaktur
Bagian Aktiva Lancar
Per 31 Desember 2008 ( Rp )

Aktiva lancer. 1.000
Kas. 10.000
Piutang ( bersih ) :
BARANG JADI. 100.000
BARANG DALAM PROSES. 10.000
BAHAN BAKU 5.000

115.000
126.000

LAPORAN LABA RUGI
Perbedaan antara Laporan laba rugi Perusahaan Manufaktur dan Perusahaan Dagang terletak pada bagian HARGA POKOK PENJUALAN. Adapun perbedaan tersebut disajikan sebagai berikut :
PT. MELETUS
HARGA POKOK PRODUKSI
TAHUN 2008 (Rupiah ).

Persediaan Barang Dalam Proses 1 Januari …………………………………………..100.000
Ditambah :
Bahan Baku :
Persediaan BB 1 Januari………………………..100.000
Pemebelian ( bersih )…………………………….400.000

BB Tersedia untuk dipakai…………………….500.000
Persediaan BB 31 Desember………………..( 50.000 )

Biaya Bahan Baku…………………………………………………..……..450.000

Biaya Tenaga Kerja Langsung ………………………………….…..250.000

Biaya Overhead Pabrik ( BOP )
Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung……….20.000
Biaya Listrik dan Air………………………… 130.000
Bahan Habis Pakai ( perlengkapan ) ….10.000
Biaya Penyusutan Aktiva tetap………….40.000

Biaya Overhead Pabrik………………………………….……200.000

Total Biaya Produksi…………………………………………………………………………900.000
Biaya Total Barang Dalam Proses…………………………………………………….1.000.000
Persediaan Barang Dalam Proses 31 Desember…………………………….( 220.000 )

HARGA POKOK PRODUKSI………………………………………………………… 780.000.


PEMBELIAN BERSIH = Pembelian Bruto - Potongan Pembelian – Retur Pembelian + Biaya Angkut Pembelian.

PENJUALAN BERSIH = Penjualan Bruto – Potongan Penjualan – Retur Penjualan.









PERUSAHAAN DAGANG
LAPORAN LABA RUGI
PERIODE 2008 ( Rupiah ).

Harga Pokok Penjualan :
Persediaan Barang Dagangan 1 Januari. 100.000.
Pembelian Barang Dagangan. 200.000.

Persediaan Barang Dagangan siap dijual. 300.000.
Persediaan Barang Dagangan 31 Desember. ( 50.000 ).

Harga Pokok Penjualan. 250.000





PERUSAHAAN MANUFAKTUR
LAPORAN LABA RUGI
PERIODE 2008 ( Rupiah ).

Harga Pokok Penjualan :
Persediaan Barang Dagangan 1 Januari. 200.000.
Pembelian Barang Dagangan. 780.000.

Persediaan Barang Dagangan siap dijual. 980.000.
Persediaan Barang Dagangan 31 Desember. ( 150.000 ).

Harga Pokok Penjualan. 830.000



FORMULA HPP :


Perusahaan : Persediaan + Pembelian – Persediaan = HPP
Dagang BR Dag. Awal Bersih BR. Dag. Akhir



Perusahaan : Persediaan + Harga Pokok - Persediaan = HPP
Manufaktur BR.Jadi Awal Produksi BR. Jadi Akhir


PENCATATAN TRANSAKSI.

1. Transaksi Pembelian Bahan Baku :
Pembelian Bahan Baku XX -
Kas ( Hutang Dagang ) - XX

2. Pemakaian Bahan Baku :
Biaya Bahan Baku XX -
Persediaan BB - XX

3. Penggunaan Tenaga Kerja Langsung :
Biaya Gaji dan Upah XX -
Kas ( Hutang ) - XX

4. Pembebanan BOP :
Biaya Gaji TKTL XX -
Kas - XX

Biaya Bahan Habis Pakai XX -
Bahan Habis Pakai - XX

Biaya Penyusutan AT XX -
Akum. Penyusutan AT - XX

Biaya Listrik, Air dan Telp XX -
Kas - XX

NB : Penjurnalan transaksi yang lain sama seperti Perusahaan Jasa dan Dagang.

JURNAL PENYESUAIAN.

Pada akhir periode diperlukan Jurnal Penyesuaian dimana pada Perusahaan Manufaktur sama seperti Perusahaan Dagang.

JURNAL PENUTUP.

Jurnal Penutup untuk Perusahaan Manufaktur berbeda dengan Perusahaan Dagang. Dalam Perusahaan Manufaktur Akun “ IKTISAR HARGA POKOK PRODUKSI “ digunakan untuk menutup semua Akun yang akan dilaporkan di Laporan Harga Pokok Produksi. Saldo akun Harga Pokok Produksi kemudian ditransfer ke rekening “ IKHTISAR LABA RUGI “ sebagai berikut :

Persediaan Barang Dalam Proses Akhir XX -
Persediaan Bahan Baku Akhir XX -
Harga pokok Produksi XX -
Persediaan Barang dalam Proses Awal - XX
Persediaan Bahan Baku Awal - XX
Pembelian Bahan Baku - XX
Biaya Listrik, Air dan Telepon - XX
Biaya Bahan Habis Pakai - XX
Biaya Penyusutan Aktiva Tetap - XX

Ikhtisar Laba Rugi XX -
Harga Pokok Produksi - XX



AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR


BIAYA PRODUKSI.

BBB = Biaya bahan Baku ( biaya utama / Prime Cost ).
BTK = Biaya Tenaga Kerja.
BOP = Biaya Overhead Pabrik ( biaya yang tidak tergolong Bahan Baku ).

Biaya Konversi / Convertion Cost
- Biaya Tenaga Kerja.
- Biaya Overhead Pabrik

Contoh :
- Biaya Bahan Baku 1,500,-
- Biaya Tenaga Kerja 900,-
- Biaya Overhead Pabrik 300,-
- Biaya Produksi 2,700,-

BBB
- Persediaan BB ( awal ) 200,-
- Pembelian Netto 1,600,-
- Persediaan BB siap di olah 1,800,-
- Persediaan BB ( akhir ) ( 300,- )

- BBB ( Biaya Bahan Baku ) 1,500,-

Pembelian Netto 2,000,-
Pembelian Total ( bruto ) ( 200,-)
Retur Pembelian ( 300,-)
Potongan Pembelian 100,-
Biaya Angkut 1,600,-

Harga Pokok Produksi ( CGM )
- Persediaan Barang Dalam Proses ( awal ) 250,-
- Biaya Produksi 2,700,-
- Total BDP yang diolah 2,900,-
- Persediaan BDP ( akhir ) ( 310,-)
HARGA POKOK PRODUKSI 2,640,-

HARGA POKOK PENJUALAN / HPP ( CGS )

Persediaan Barang jadi ( awal ) 700,-
Harga Pokok Produksi 2,600,-
Persediaan Barang Jadi siap dijual 3,340,-
Persediaan Barang Jadi ( akhir ) ( 600,-)
HPP 2,700,-

LABA KOTOR
Penjualan 3,800,-
HPP ( 2,740,-)
Laba Kotor 1,060,-

PERHITUNGAN LABA RUGI.

Penjualan 3,800,-
HPP ( 2,740,-)
Laba Kotor 1,060,-

BIAYA OPERASIONAL
- Biaya Admin ( 100,-)
- Biaya Pemasaran ( 200,-)
- Biaya Gaji ………….
LABA OPERSIONAL 760,-

PENDAPATAN DAN BIAYA DI LUAR USAHA
- Pendapatan di luar usaha 100,-
- Biaya Di Luar Usaha ( 80,-)
20,-
- Laba Bersih sebelum Pajak 780,-
- Pajak 10 % 78,-
LABA BERSIH SETELAH PAJAK 702,-( E A T )















SOAL LATIHAN 1

Berikut adalah saldo dari beberapa perkiraan yang dipilih dari Buku Besar PT. RAHAYU untuk periode yang berakhir 31 Desember 2007 ( dalam Rupiah ) :

Upah Langsung 2,000,000,-
Persediaan Bahan Baku 600,000,-
Pembelian Bahan Baku 3,000,000,-
BOP ( Akun Pengendali ) 750,000,-
Persediaan Barang Jadi 800,000,-
Beban Administrasi ( Akun Pengendali ) 600,000,-
Beban Bunga 75,000,-
Penjualan 9,100,000,-
Pendapatan Lain-lain 110,000,-
Beban Penjualan 880,000,-
Persediaan Barang Dalam Proses 650,000,-

Informasi saldo persediaan per 31 Desember 2007 berdasarkan perhitungan fisik adalah :

Barang Jadi 900,000,-
Barang Dalam Proses 440,000,-
Bahan Baku 750,000,-

Diminta :
a. Buatlah Laporan Laba Rugi yang di dukung oleh Laporan Harga Pokok Produksi.
b. Buatlah Jurnal yang diperlukan untuk melakukan Penyesuaian terhadap Persediaan dan buatlah jurnal Penutup.

Sabtu, 07 November 2009

Jurnal Khusus dan Buku Pembantu

Penggunaan satu jurnal untuk mencatat semua transaksi hanya praktis di perusahaan kecil dan sederhana, disamping itu pembagaian tugas tidak dimungkinkan dan bila transaksinya banyak dn berulang-ulang posting akan sangat berat.

Apabila perusahaan sudah besar dimana transaksi terjadi sering dan berulang-ulang, disamping itu Managemen sering memerlukan informasi segera (setiap saat) atas penjualan, pembelian, kas, maka untuk tujuan kepraktisan dan kecepatan pengolahan informasi diperlukan jurnal khusus yang khusu mencatat transaksi-transaksi tertentu.

Buku jurnal inilah yang disebut dengan “Jurnal Khusus” (Special Journal)

Diperusahaan Dagang dipergunakan sekurang-kurangnya 5 (Lima) Jurnal, antara lain :

  1. Jurnal Pembelian (Purchase Journal)
  2. Jurnal Penjualan (Sales Journal)
  3. Jurnal Pengeluaran Kas (Cash Payment Journal)
  4. Jurnal Penerimaan Kas (Cash Receipt Journal)
  5. Jurnal Umum (General Journal)

Kamis, 29 Oktober 2009